Keseimbangan Jumlah Kata dalam Al Qur'an
Sabtu, 18 November 2017
Tulis Komentar
Keseimbangan dan keselarasan jumlah kata dan kalimat di dalam al qur'an memang menjadi daya tarik sendiri terhadap kitab suci ini, Abdurrazaq Nawfal, dalam Al-Ijaz Al-Adabiy li Al-Qur'an Al-Karim yang
terdiri dari tiga jilid, mengemukakan sekian banyak contoh tentang keseimbangan
tersebut, yang dapat kita simpulkan secara sangat singkat sebagai berikut.
A.
Keseimbangan antara jumlah bilangan kata dengan
antonimnya. Beberapa contoh, di antaranya:
·
Al-hayah
(hidup) dan al-mawt (mati), masing-masing sebanyak 145 kali;
·
Al-naf'
(manfaat) dan al-madharrah (mudarat), masing-masing sebanyak 50 kali;
·
Al-har
(panas) dan al-bard (dingin), masing-masing 4 kali;
·
Al-shalihat
(kebajikan) dan al-sayyi'at (keburukan), masing-masing 167 kali;
·
Al-Thumaninah
(kelapangan/ketenangan) dan al-dhiq (kesempitan/kekesalan), masing-masing 13
kali;
·
Al-rahbah
(cemas/takut) dan al-raghbah (harap/ingin), masing-masing 8 kali;
·
Al-kufr
(kekufuran) dan al-iman (iman) dalam bentuk definite, masing-masing 17 kali;
·
Kufr
(kekufuran) dan iman (iman) dalam bentuk indifinite, masing-masing 8 kali;
·
Al-shayf
(musim panas) dan al-syita' (musim dingin), masing-masing 1 kali.
B.
Keseimbangan jumlah bilangan kata dengan
sinonimnya/makna yang dikandungnya.
·
Al-harts
dan al-zira'ah (membajak/bertani), masing-masing 14 kali;
·
Al-'ushb
dan al-dhurur (membanggakan diri/angkuh), masing-masing 27 kali;
·
Al-dhallun
dan al-mawta (orang sesat/mati [jiwanya]), masing-masing 17 kali;
·
Al-Qur'an,
al-wahyu dan Al-Islam (Al-Quran, wahyu dan Islam), masing-masing 70 kali;
·
Al-aql
dan al-nur (akal dan cahaya), masing-masing 49 kali;
·
Al-jahr
dan al-'alaniyah (nyata), masing-masing 16 kali.
C.
Keseimbangan antara jumlah bilangan kata dengan
jumlah kata yang menunjuk kepada akibatnya.
·
Al-infaq
(infak) dengan al-ridha (kerelaan), masing-masing 73 kali;
·
Al-bukhl
(kekikiran) dengan al-hasarah (penyesalan), masing-masing 12 kali;
·
Al-kafirun
(orang-orang kafir) dengan al-nar/al-ahraq (neraka/ pembakaran), masing-masing
154 kali;
·
Al-zakah
(zakat/penyucian) dengan al-barakat (kebajikan yang banyak), masing-masing 32
kali;
·
Al-fahisyah
(kekejian) dengan al-ghadhb (murka), masing-masing 26 kali.
D. Keseimbangan
antara jumlah bilangan kata dengan kata penyebabnya.
·
Al-israf
(pemborosan) dengan al-sur'ah (ketergesa-gesaan), masing-masing 23 kali;
·
Al-maw'izhah
(nasihat/petuah) dengan al-lisan (lidah), masing-masing 25 kali;
·
Al-asra
(tawanan) dengan al-harb (perang), masing-masing 6 kali;
·
Al-salam
(kedamaian) dengan al-thayyibat (kebajikan), masing-masing 60 kali.
E.Di samping keseimbangan-keseimbangan tersebut,
ditemukan juga keseimbangan khusus.
(1)
Kata yawm
(hari) dalam bentuk tunggal sejumlah 365 kali, sebanyak hari-hari dalam
setahun. Sedangkan kata hari yang menunjuk kepada bentuk plural (ayyam) atau
dua (yawmayni), jumlah keseluruhannya hanya tiga puluh, sama dengan jumlah hari
dalam sebulan. Disisi lain, kata yang berarti "bulan" (syahr) hanya
terdapat dua belas kali, sama dengan jumlah bulan dalam setahun.
(2)
Al-Quran
menjelaskan bahwa langit ada "tujuh." Penjelasan ini diulanginya
sebanyak tujuh kali pula, yakni dalam ayat-ayat Al-Baqarah 29, Al-Isra' 44,
Al-Mu'minun 86, Fushshilat 12, Al-Thalaq 12, Al-Mulk 3, dan Nuh 15. Selain itu,
penjelasannya tentang terciptanya langit dan bumi dalam enam hari dinyatakan
pula dalam tujuh ayat.
(3)
Kata-kata
yang menunjuk kepada utusan Tuhan, baik rasul (rasul), atau nabiyy (nabi), atau
basyir (pembawa berita gembira), atau nadzir (pemberi peringatan),
keseluruhannya berjumlah 518 kali. Jumlah ini seimbang dengan jumlah penyebutan
nama-nama nabi, rasul dan pembawa berita tersebut, yakni 518 kali.
Demikianlah
sebagian dari hasil penelitian yang kita rangkum dan kelompokkan ke dalam
bentuk seperti terlihat di atas.
Kedua adalah pemberitaan-pemberitaan gaibnya.
Fir'aun, yang mengejar-ngejar Nabi Musa., diceritakan dalam surah Yunus. Pada
ayat 92 surah itu, ditegaskan bahwa "Badan Fir'aun tersebut akan
diselamatkan Tuhan untuk menjadi pelajaran generasi berikut." Tidak seorang
pun mengetahui hal tersebut, karena hal itu telah terjadi sekitar 1200 tahun
S.M. Nanti, pada awal abad ke-19, tepatnya pada tahun 1896, ahli purbakala
Loret menemukan di Lembah Raja-raja Luxor Mesir, satu mumi, yang dari data-data
sejarah terbukti bahwa ia adalah Fir'aun yang bernama Maniptah dan yang pernah
mengejar Nabi Musa a.s. Selain itu, pada tanggal 8 Juli 1908, Elliot Smith
mendapat izin dari pemerintah Mesir untuk membuka pembalut-pembalut Fir'aun
tersebut. Apa yang ditemukannya adalah satu jasad utuh, seperti yang
diberitakan oleh Al-Quran melalui Nabi yang ummiy (tak pandai membaca dan
menulis itu). Mungkinkah ini?
Setiap orang yang pernah berkunjung ke Museum Kairo, akan dapat melihat
Fir'aun tersebut. Terlalu banyak ragam serta peristiwa gaib yang telah
diungkapkan Al-Quran dan yang tidak mungkin dikemukakan dalam kesempatan yang
terbatas ini.
Ketiga, isyarat-isyarat ilmiahnya. Banyak sekah
isyarat ilmiah yang ditemukan dalam Al-Quran. Misalnya diisyaratkannya bahwa
"Cahaya matahari bersumber dari dirinya
sendiri, sedang cahaya bulan adalah pantulan (dari
cahaya matahari)" (perhatikan QS 10:5); atau bahwa jenis
kelamin anak adalah hasil sperma pria, sedang wanita sekadar mengandung karena
mereka hanya bagaikan "ladang" (QS 2:223); dan masih banyak lagi
lainnya yang kesemuanya belum diketahui manusia kecuali pada abad-abad bahkan
tahun-tahun terakhir ini. Dari manakah Muhammad mengetahuinya kalau bukan dari
Dia, Allah Yang Maha Mengetahui!
Kesemua aspek tersebut tidak dimaksudkan kecuali
menjadi bukti bahwa petunjuk-petunjuk yang disampaikan oleh Al-Quran adalah
benar, sehingga dengan demikian manusia yakin serta secara tulus mengamalkan
petunjuk-petunjuknya.
Sumber : Membumikan Al qur'an Prof. Dr. Quraisy Syihab Lc. MA
Belum ada Komentar untuk "Keseimbangan Jumlah Kata dalam Al Qur'an"
Posting Komentar
Admin akan menghapus link aktif dalam bentuk apaapun