Buat Apa Ada Pemerintah ?

Buat apa ada Pemerintah
By : Bang 'Tere Liye'


Buat Apa Ada Pemerintah?
Jika kalian bekerja, gaji 10-30 juta/bulan (atau bapak kalian penghasilannya segini), di sebuah perusahaan ternama, maka kalian sebenarnya sama sekali tidak butuh pemerintah. Buat apa? Toh, tanpa kehadiran pemerintah, kalian baik2 saja. Mau makan, bisa kenyang. Mau jalan2 ke LN, bisa saja. Anak2 terjamin sekolahnya, kesehatan keluarga juga perusahaan yg tanggung. Yang ada, pemerintah rese sama kalian. Repot bikin e-KTP, repot bikin akte kelahiran, repot ini, repot itu, blasss, kena pajak pula, bisa 30% dari gaji (jika gajinya semakin tinggi).

Jika kalian punya usaha, pendapatan bersih bisa 10-30 juta per bulan, usaha berjalan lancar2 saja, maka lagi2, kalian tidak butuh pemerintah. Buat apa? Tanpa mereka, bisnis kalian tetap lancar. Nafkah keluarga juga terjamin, kesehatan, pendidikan juga ada duitnya. Yang ada, pemerintah malah bikin rese saja. Pas pilkada misalnya, situasi politik memanas, harap2 cemas bisnis jadi terganggu. Belum lagi, sudah dipajakin sama pemerintah, eh, tetap banyak pungli. Buat apa coba bayar pajak kalau begitu?

Dan tidak hanya untuk 10-30 juta per bulan. Jika kalian lulus kuliah, masuk perusahaan, dapat gaji 4-5 juta. Lagi2, kalian juga tidak butuh2 amat kehadiran pemerintah. Kalian bisa mencukupi hajat hidupnya, makan, sandang, papan, semua bisa kalian bereskan sendiri. Juga buat yg cuma dapat gaji 3-4 juta, lagi2, kelompok ini memang lebih sederhana hidupnya, karena gajinya lebih terbatas, tapi tanpa pemerintah, hidup mereka tetap baik2 saja. Meski macet setiap hari, gerah, panas, meski antri panjang di RS, meski repot ini, itu, kelompok ini tetap baik-baik saja.
Lantas siapa yang butuh pemerintah?

Nah, mari kita lihat statistik. Penduduk miskin di Indonesia adalah sekitar 28 juta. Apa definisi miskin yang satu ini? Penghasilannya kurang dari Rp 362.000/bulan. Jangankan beli pulsa atau paket data buat internetan, kelompok ini buat makan saja susah. Jumlahnya 28 juta. Mereka tidak bisa asyik main internetan, suara mereka tidak ada di sini, mana sempat dek update status dengan penghasilan segitu. Mereka jelas butuh kehadiran pemerintah. Coba bandingkan dengan kita, sekali makan di kedai fastfood Rp 50.000 kita santai2 saja bayarnya. Sambil update status, mengomentari banyak hal. Tapi 28 juta penduduk Indonesia ini, mereka tidak bisa viral di facebook, twitter, tidak ada suaranya. Kita belum menghitung kelompok yg penghasilannya Rp 362.000 s/d 1 juta. Tambah banyak jumlah orangnya.

Data UNICEF 2016, 2,5 juta anak Indonesia tidak menyelesaikan pendidikan dasar SD, SMP. Mereka butuh kehadiran pemerintah. Coba bandingkan dengan kita, bisa sekolah sampai kuliah, masuk SD, SMP dan SMA negeri, atasu swasta yg bagus, nyaman betul mengenyam pendidikan, kita jelas tidak butuh pemerintah. Tapi 2,5 juta anak2 ini, siapa yang akan meneriakkan suaranya? Mereka telah sibuk bekerja, banting tulang nyari makan, membantu keluarga. Mana sempat mereka nge-tweet di twitter, besok2 jadi viral.

Buka data lainnya, 120 juta penduduk Indonesia tidak punya jamban yang layak. Bagaimana kakus kita? Wah, toilet kita kinclong, bersih. 95 juta penduduk Indonesia tidak punya akses air bersih. Bagaimana air bersih rumah kita? Wah, tinggal buka keran, ngucur airnya. Coba bayangkan, 95 juta penduduk Indonesia susah dapat air bersih. Ini bukan cuma data, duh Gusti. Itu adalah orang2, nyata sekali orang2nya, saudara sebangsa dan setanah air. 95 juta susah akses air bersih.

Per data tahun lalu ada 7 juta rumah di Indonesia belum mendapatkan listrik . Wow banget. Jika satu rumah isinya 5 orang, maka itu total 35 juta belum punya listrik. Kita? Tinggal tekan tombol saja. Nyala lampunya, mati lampunya. 24 jam lampu kita nyala. Di Jawa, alhamdulillah, mati lampu itu jarang. Coba tinggal di pulau lain, mati lampu sudah kayak minum obat, 3x sehari. Tapi masih mending, ada listrik 24 jam, coba lihat 35 juta yang gelap tak berlistrik, merekalah yang sangat butuh kehadiran pemerintah. Sementara di saat yg bersamaan, PLN melaporkan keuntungan 10 trilyun. Ewow sekali.

Daftar ini akan panjang sekali jika ditambahkan soal akses kesehatan, akses dokter, pelayanan terbaik. Tambahkan, akses untuk mendapatkan buku2 terbaik, hiburan terbaik. Bahkan dari kebutuhan basic-nya saja, jumlah mereka banyak sekali.


Maka, jika kita tiap hari berisik membahas tentang politik, tiap hari bertengkar ttg pilkada, pilpres, parpol, dll, pastikan, kita sedang membahas topik yang terpentingnya. Itu bukan tentang kita, Ndro. Bukan. Karena jika kita bisa asyik internetan, bisa asyik main gagdet, kita sejatinya tidak butuh2 amat pemerintah. Jika kita sibuk bertengkar di medsos ini, pastikan kita membahas kelompok yang paling pentingnya. Dan itu bukan tentang kita. Berisik sekali kita berdebat soal beginian, sampai lupa, hidup kita terjamin ujung ke ujung. Lupa, kita hidup nyaman dari gaji yang dibayar oleh uang pajak rakyat.

Negara ini masih punya pancasila bukan? Di sila kelima, jelas sekali terpahat: keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Maaak, itu indah sekali bunyinya. Tapi sek, sek, sebentar, apakah sudah terwujud? Kita asyik sekali menikmati internet cepat, di luar sana, mereka cuma melongo menikmati malam gelap. Kita bisa makan enak, di luar sana, makan ora makan, yang penting kumpul. Dan tanggung-jawab ini ada di pemerintah (toh mereka juga yang berebut, saat kampanye, mereka juga yg banyak janji). Ngapain kita punya pemerintah, jika untuk hal yang senang-senang, cuma kelompok tertentu menikmati. Hal2 susah, rakyat jelata yang menanggungnya. Apa arti angka2 tadi? 28 juta, 120 juta, 90 juta, 2,5 juta, 35 juta? Apa? Hanya penting saat pemilihan umum.

Ini sungguh terlalu. Rakyat disuruh #sayapancasila, tapi oala, saat bahas tentang keadilan sosial, kita justeru dibilangin: mbok ya jadi rakyat jangan cengeng, dikit2 minta dibantu, perekonomian dunia lagi susah tahu, sana pada kerja, bukan cuma berisik. Lihatlah, pemerintah itu sudah susah hidupnya, saking susahnya, anggaran perjalanan dinasnya setahun hanya 34 trilyun. Susaaah banget mereka. Kasihan. PLN lebih susah lagi hidupnya, mereka tahun 2016, cuma untung 10 trilyun. Susaaah banget.

*Tere Liye
Like FPnya di : https://web.facebook.com/tereliyewriter/posts/1515309788519584

Belum ada Komentar untuk "Buat Apa Ada Pemerintah ?"

Posting Komentar

Komentar Haruslah Sopan dan berhubungan dengan artikel, Seperti seputar pertanyaan dan curahan hati kalian juga boleh.
Admin akan menghapus link aktif dalam bentuk apaapun

Iklan Atas Artikel (Petak)

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2 (NewEceran)

Iklan Bawah Artikel (New Eceran)